Pengertian Isu – Isu
Lingkungan
Isu lingkungan sesungguhnya
merupakan isu yang sangat luas karena kompleksitas permasalahannya menyangkut
aspek-aspek krusial dan beraneka ragam dari multidisiplin ilmu ekonomi,
politik, social dan budaya serta tentunya dari kelompok ilmu-ilmu eksata yang
berkaitan langsung dengan studi physical environment itu sendiri, seperti:
biology, chemistry, geology, forestry dan sebagainya.Permasalahan lingkungan dapat dikategorikan seperti berikut :
Isu
Lingkungan Lokal
Saat ini
masalah lingkungan cukup sering diperbincangkan. Sebagaimana telah diketahui
bersama bahwa lapisan ozon kini semakin menipis. Dengan terus menipisnya
lapisan itu, sangat dikhawatirkan bila lapisan ini tidak ada atau menghilang
sama sekali dari alam semesta ini. Tanpa lapisan ozon sangat banyak akibat
negatif yang akan menimpa makhluk hidup di muka bumi ini, antara lain:
penyakit-penyakit akan menyebar secara menjadi-jadi, cuaca tidak menentu,
pemanasan global, bahkan hilangnya suatu daerah karena akan mencairnya es yang
ada di kutub Utara dan Selatan. Jagat raya hanya tinggal menunggu masa
kehancurannya saja. Memang banyak cara yang harus dipilih untuk mengatasi
masalah ini. Para ilmuwan memberikan berbagai masukan untuk mengatasi masalah
ini sesuai dengan latar belakang keilmuannya. Para sastrawan pun tak
ketinggalan untuk berperan serta dalam menanggulangi masalah yang telah santer
belakangan ini. Contohnya : Kekeringan, banjir, longsor, erosi pantai dan
instrusi air laut.
Isu
Lingkungan Nasional
Tanam Untuk Kehidupan adalah satu
komunitas yang punya perhatian untuk isu-isu lingkungan. Tujuan utama digelar
acara ini adalah sebagai ajang pendidikan dan hiburan untuk membuka opini
masyarakat agar peduli lingkungan bermaksud mengajak masyarakat untuk berpartisipasi
dalam menjaga dan merawat lingkungan mereka sendiri. Acara ini sendiri juga
jadi wadah kolaborasi seni budaya lokal, nasional, dan internasional dalam
mengekspresikan kepedulian mereka terhadap lingkungan, mempromosikan seni
budaya serta pariwisata Salatiga, dan memperluas jaringan kerjasama antara
komunitas seni dan lingkungan dari Australia dan Indonesia. Anak-anak juga ikut
berpartisipasi pada acara ini Anak-anak lebih mudah diajak untuk peduli
lingkungan daripada orang dewasa. Apabila sejak kecil mereka telah terbiasa
untuk mencintai lingkungan, maka kebiasaan ini akan berlanjut sampai mereka
dewasa nanti. Kegiatan tentang lingkungan seperti ini harusnya lebih sering
dilakukan karena bagus untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya pelestarian
lingkungan. Contohnya kebakaran hutan dan Pencemaran minyak lepas pantai
Isu Lingkungan Global
Sebelumnya orang menduga masalah
lingkungan global lebih banyak dipengaruhi faktor alam, seperti iklim, yang
mencakup temperatur, curah hujan, kelembaban, tekanan udara dll. Belakangan
orang mulai menyadari bahwa aktifitas manusia pun mempengaruhi iklim dan
lingkungan secara signifikan. Ambilah contoh penebangan hutan, mempengaruhi
perubahan suhu dan curah hujan secara lokal. Ketika area hutan yang hilang
semakin luas, maka akibat yang ditimbulkan bukan lagi lokal tapi sudah berskala
regional. Kenapa hutan ditebang? Tentu saja ada motivasi-motivasi manusia yang
membuat mereka menebang hutan, misalnya motivasi ekonomi. Untuk skala negara,
negara membutuhkan devisa untuk menjalankan roda pembangunan. Karena industri
negara belum mapan dan kuat, maka yang bisa diekspor untuk menambah devisa
adalah menjual kayu. Modal dan keahlian yang dibutuhkan untuk menebang pohon
relatif kecil dan sederhana, bukan? Menjadi masalah global yang mempengaruhi
lingkungan juga misalnya pertumbuhan penduduk dunia yang amat pesat.
Pertumbuhan penduduk memiliki arti pertumbuhan kawasan urban dan juga kebutuhan
tambahan produksi pangan. Belum lagi ada peningkatan kebutuhan energi. Pada
masing-masing kebutuhan ini ada implikasi pada lingkungan. Coba kita perhatikan
contoh dari kebutuhan lahan urban dan lahan pertanian. Pemenuhan kebutuhan ini
akan meminta konversi lahan hutan. Semakin lama daerah-daerah resapan air makin
berkurang, akibatnya terjadi krisis air tanah. Di sisi lain di beberapa kawasan
berkemiringan cukup tajam menjadi rawan longsor, karena pepohonan yang tadinya
menyangga sistem kekuatan tanah semakin berkurang. Kemudian karena resapan air
ke tanah berkurang, terjadilah over-flow pada air permukaan. Ketika kondisi ini
beresonansi dengan sistem drainase yang buruk di perkotaan terjadilah banjir.
Banjir akan membawa berbagai penderitaan. Masalah langsungnya misalnya korban
jiwa dan harta. Masalah tidak langsungnya misalnya mewabahnya berbagai
penyakit, seperti malaria, demam berdarah, muntaber dll. Sekarang kita beralih
ke masalah eksploitasi energi. Saat ini Indonesia misalnya masih sangat
bergantung pada sumber energi minyak bumi. Ini yang menjelaskan betapa hebohnya
pemerintah dan masyarakat akibat masalah minyak. Pemerintah bingung menutupi
anggaran belanja negara, karena besarnya pengeluaran untuk impor minyak.
Masyarakat bingung sebab kenaikan harga minyak memililiki efek berantai pada
kenaikan harga barang-barang di lapangan. Yang ingin saya tekankan di sini
adalah bahwa penggunaan minyak dari sisi lingkungan, dan lebih spesifiknya sisi
komposisi udara di atmosfir, berarti peningkatan gas carbon dioxida (CO2). Gas
ini, bersama lima jenis gas lain diketahui menjadi penyebab terjadinya efek
pemanasan global (global warming). Diperkirakan diantara tahun 1990-2100 akan
terjadi kenaikan rata-rata suhu global sekitar 1,4 sampai 5,8 derajat celsius.
Akibatnya akan terjadi kenaikan rata-rata permukaan air laut disebabkan mencairnya
gunung-gunung es di kutub. Banyak kawasan di dunia akan terendam air laut. Akan
terjadi perubahan iklim global. Hujan dan banjir akan meningkat. Wabah beberapa
penyakit akan meningkat pula. Produksi tumbuhan pangan pun terganggu. Pendek
kata akan terjadi pengaruh besar bagi kelangsungan hidup manusia.
Para peneliti dan ilmuwan yang bergerak di bidang lingkungan sudah sangat ngeri membayangkan bencana besar yang akan melanda umat manusia. Yang jadi masalah, kesadaran akan permasalahan lingkungan ini belum merata di tengah umat manusia. Ini akan lebih jelas lagi kalau melihat tingkat kesadaran masyakat di negara berkembang. Jangankan masyarakat umum, di kalangan pemimpin pun kesadaran masalah lingkungan ini masih belum merata. Di tengah kondisi di atas dimulailah prakarsa-prakarsa pro-lingkungan pada tingkat global. Kyoto Protokol adalah konvensi yang masih cukup hangat dan masih akan diberlakukan secara efektif mulai tahun 2007. Kyoto protokol adalah sebuah perjanjian internasional yang dimaksudkan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh industri dunia,yang harus dicapai pada tahun 2012. Isi utama Protokol ini adalah upaya pengurangan emisi enam gas yang mengakibatkan kenaikan suhu global. Pada tahun 2008-2012 akan diadakan pengukuran sistematis balance pengeluaran dan penyerapan gas-gas ini pada semua negara yang telah menandatangani Protokol ini. Contohnya pemanasan global, masyarakat, penipisan lapisan ozon, penguraian ozon, hujan azam, pertumbuhan populasi, desertifikasi, penurunan keanekaragaman hayati, dan pencemaran limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Para peneliti dan ilmuwan yang bergerak di bidang lingkungan sudah sangat ngeri membayangkan bencana besar yang akan melanda umat manusia. Yang jadi masalah, kesadaran akan permasalahan lingkungan ini belum merata di tengah umat manusia. Ini akan lebih jelas lagi kalau melihat tingkat kesadaran masyakat di negara berkembang. Jangankan masyarakat umum, di kalangan pemimpin pun kesadaran masalah lingkungan ini masih belum merata. Di tengah kondisi di atas dimulailah prakarsa-prakarsa pro-lingkungan pada tingkat global. Kyoto Protokol adalah konvensi yang masih cukup hangat dan masih akan diberlakukan secara efektif mulai tahun 2007. Kyoto protokol adalah sebuah perjanjian internasional yang dimaksudkan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh industri dunia,yang harus dicapai pada tahun 2012. Isi utama Protokol ini adalah upaya pengurangan emisi enam gas yang mengakibatkan kenaikan suhu global. Pada tahun 2008-2012 akan diadakan pengukuran sistematis balance pengeluaran dan penyerapan gas-gas ini pada semua negara yang telah menandatangani Protokol ini. Contohnya pemanasan global, masyarakat, penipisan lapisan ozon, penguraian ozon, hujan azam, pertumbuhan populasi, desertifikasi, penurunan keanekaragaman hayati, dan pencemaran limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar